Senin, 30 September 2013

Masa - masa SMA

SMA Negri satu Sekolahku..
Cita luhur suci darma baktimu..
dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa ...
Turut iklas menngabdi Ibu Pertiwi..

Lagu diatas merupakan Hymne SMA 1 Ygyakarta, ya..sempat 3 tahun aku mengenyam pendidikan di sana..(cukup sih ga lama ga bentar) sekarang ada yang SMA cuman 2 tahun..hadeeh ga ada kenangannya kali ya klo 2 tahun, pasti tiap hari belajar mulu..

Tiga tahun di SMA 1 pasti penuh dengan lika -liku perjuangan yang berat, dari masukknya aja sudah di hadang sama GVT yang pasti menyisakan banyak suka - duka bagi teman - teman seangkatan bahkan semua angkatan malah.

Ya ..GVT di SMA 1 bukan sembarang orientasi pengenalan sekolah, lebih dari itu. Acara baris - berbarisnya saja sampai seminggu, belum hukuman - hukuman setiap hari. Semua itu hanya untuk menjaring anggota TONTI angkatan baru. Entah bersyukur apa terpaksa, aku pun terpilih menjadi salah satu anggota TONTI angkatanku. Di TONTI menggemblengan terus dilakukan dari CROSS COUNTRY sampai KPIT. Berat memang saat itu, selain memang secara akademik sudah bersaing ketat, apalagi di tambah ekstra TONTI yang sampai petang kalau latihan.








Sekarang sudah hampir 15 tahun yang lalu masa - masa itu..meski begitu dengan kemajuan teknologi kami masih tetap terhubung lewat BBM dan Facebook..terimakasih teknologi karenamu kami masih bisa bersilaturahmi sampai saat ini...

Selasa, 24 September 2013

Sesepuh masjid itu telah pergi

Baru saja kemarin saya tuliskan bagaimana dulu anak - anak di masjid kampung saya mengaji dimasjid dengan suka cita karena ada sesepuh seperti Mbah Hadi Purwanto ini, beliau memang orang yang sabar dalam mengajari anak -anak mengaji. Beliau juga sering azan di waktu subuh, memanggil jamaah untuk datang  ke masjid. Suara khas nya mengalun di penjuru kampung, mengajak siapa yang mau sholat subuh di masjid. Beliau juga yang menjadi motivator bagi sebagian orang -orang tua di kampung saya untuk sholat subuh dimasjid. Setiap jumát pagi selalu diisi dengan kultum ba'da subuh oleh beliau.

Namun, sekarang beliau sudah pergi kembali kepada Rabb sang pencipta. Saya dapat kabar ini dari facebook teman sekampung saya dulu. Berikut beberapa tulisan mereka yang sekaligus sebagi testimoni betapa dekatnya beliau dengan jamaah:

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, sesungguhnya semua hanya milik Alloh dan sesungguhnya semua kembali kepada Alloh. Telah berpulang kerahmatullah "BAPAK HAJI MUHAMMAD SYLIR"guru dan imam kita warga Sragan Banaran. Semoga Alloh mengampuni semua dosa almarhum, memamafkan semua kesalahan almarhum...aamiin," (by Toto Rosso)

"Selamat jalan Mbah Hadi.. semoga kedepan muncul sosok Mbah Hadi 2 yang lain...sosok yang dapat menjadi panutan..suri tauladan yang selalu membimbing dan mengabdikan dirinya untuk umat muslim khususnya di Sragan Banaran dan Minggir pada umumnya..jasa - jasamu akan kami kenang sepanjang masa..semoga Alloh mengampuni dosa dan menerima amal ibadahnya..amiin.(by Adi Alfino)

Begitulah Mbah Hadi/ Silir ini begitu dekat dengan jamaah di masjid kami, di tanah keluarga beliau jugalah masjid yang selama ini kami pakai berdiri. Terakhir saya ketemu beliau saat pulang kampung lebaran kemarin, meski sudah ringkih beliau tetap sholat berjamaah di Masjid. Selamat Jalan Mbah Hadi, semoga Alloh lapangkan kuburmu dan di beri tempat terbaik di sisi-NYa..







Minggu, 22 September 2013

Mengapa masjid sekarang sepi dari remaja?

Dulu,..

Setiap menjelang azan magrib, anak -anak akan berebut ke masjid, saling mendahului untuk mengumandangkan azan. Setelah sholat magrib mereka  akan mengaji / semaan qurán baru kemudian pada main kejar- kejaran di halaman masjid. Riuh, itulah dunia anak -anak, meski di masjid. Tak ada bentakan untuk mereka, sesepuh masjid paling hanya menegur agar lebih rendah suaranya supaya tidak mengganggu yang masih mengaji. Sesekali ada sesepuh yang akan bercerita dikelilingi oleh anak - anak, mereka akan mendengarkan dengan seksama cerita tersebut. Itulah keakraban para sesepuh masjid dan anak -anak dimasa lalu.

Sekarang, ...
Sedikit sekali anak -anak atau bahkan remajapun yang tertarik untuk pergi sholat jamaah di masjid. Banyak kendala yang menjadi alasan mereka, salah satunya katanya klo anak-anak rame di masjid suka di marahi, jadi mereka pada males ke masjid..klo remajanya? karena dari anak-anak sudah males saat remajanya lebih males lagi...

Jadi, bagaimana kita sebagai orang tua menyikapinya?
 


Menembus Belantara Kawah Ratu


Kamis 16 Mei 2013, berkumpul di Islamic center bekasi, kami merencanakan untuk melakukan perjalanan menembus belantara hutan dan pegunungan di kawasan Gunung Bunder, Bogor . Berbekal peralatan jelajah alam seperti tenda, sleeping bag, matras dan ponco mereka mengawali perjalanan dengan upacara pelepasan tepat jam 21.00 wib waktu bekasi. Rombongan kami kemudian menaiki bis yang akan mengantar ke kawasan gunung bunder. Menjelang tengah malam kami sampai di pintu masuk area wisata gunung bunder. Dan perjalan pun dimulai dari sini....

Dengan langkah gontai karena mengantuk kami pun turun dari bis dengan mengangkat semua perbekalan untuk segera memasuki area hutan wisata Gunung Bunder. Hampir 1 jam berjalan, dengan ditemani gerimis akhirnya kami sampai di bumi perkemahan dekat dengan Curug Ngumpet. Dan kamipun segera mendirikan tenda dan beristirahat menunggu waktu subuh.

Pagi itu, jum'at 17 Mei 2013, hujan turun dengan derasnya, tanah sekitar tenda pun menjadi becek, terpaksa tenda harus direlokasi.Sambil mendirikan tenda kembali sebagian dari kami memasak air panas dan membuat sarapan pop mie. Banyak yang jualan nasi sebenarnya di tempat itu, akan tetapi demi mengurangi bekal yang nantinya pasti akan merepotkan saat jelajah alam maka diputuskan untuk memakan bekal yang dibawa duluan. 

 
Menikmati Sarapan Pagi
Menjelang siang kegiatan disi dengan pengenalan medan dan materi survival. Hmmm, ternyata banyak yang bisa kita manfaatkan di alam ini. Dari berjenis - jenis tumbuhan sampai binatang yang bisa kita santap apabila ingin survive di alam bebas. Salah satu tanaman yang dapat kita makan adalah pakis haji, dan salah satu binatang yang yang bisa dimakan adalah ular. Eit, tapi tidak sembarang ular lho yang boleh dimakan, tentunya ular yang tidak berbisalah yang aman untuk dikonsumsi.


Materi survival
Sholat jum'at di tempat terbuka sungguh memberikan sensasi yang luar biasa, hutan belantara seakan membuat doa kita lebih dekat dengan Sang Pencipta. Daun - daun dan burung -burung seakan ikut bertasbih menyebut namaNya. Dengan masih ditemani rintik - rintik hujan, berlalulah hari itu dengan serangkaian kegiatan untuk menjalin keakraban di antara para peserta.

Hari Sabtupun menjelang, dengan bergegas semua anggota rombongan mempersiapkan diri utuk melakukan jelajah alam, dan semua bekal harus dibawa kecuali tenda. Dan perjalananpun dimulai dari pos pendakian kawah ratu. Dengan bersemangat kamipun berbaris membentuk barisan panjang dan berjalan beriringan. Mungkin karena jarang olah raga ada beberapa anggota rombongan yang sudah kelelahan meskipun baru sebentar melakukan perjalanan, sehingga sering kali beberapa orang berhenti untuk beristirahat. Rombongan pun akhirnya terpencar - pencar.

 
Mulai jelajah belantara
Menjelang dhuhur rombongan sudah mencapai kawah ratu, ada yang beristirahat ada yang foto - foto, ada pula yang sholat dhuhur dan ashar di jamak qoshor. Selesai beraktifitas dipuncak kawah ratu, satu persatu kami meninggalkan tempat itu menuju pos yang akan digunakan buat ngecamp malamnya. Hujan yang mulai turun tak menyurutkan langkah kami untuk kembali berjalan dan menyusuri jalan setapak yang mulai licin dan becek. Banyaknya rawa- rawa tak ayal membuat sepatu basah dan terlumpuri tanah basah. Ada beberapa yang sempat terjatuh karena jalan licin dan mudah longsor. Karena jalanan menurun tajam, maka harus berhati - hati sekali dalam menuruninya. Hujan semakin lebat dan jarak antar rombongan pun semakin jauh ada yang sempat kehilangan rombongannya saat sampai di tempat ngecamp sehingga harus mencari - cari anggotanya. Karena hujan sangat deras, tempat yang kan digunakan untuk ngecamp pun sempat kebanjiran sehingga sangat susah untuk menemukan tempat yang kering untuk mendirikan terpal ( tenda tidak boleh di bawa).

 
salah satau halangan di tengah jalan

kawah ratu

foto-foto dulu ah..

meninggalkan kawah ratu

Dengan kondisi seadanya kamipun akhirnya bermalam ditempat tersebut, alhamdulillah banjirnya mulai surut dan kering pada malam harinya. Karena hampir semua pakaian yang dibawa basah ada sebagian yang bertahan dengan pakain basah melekat di tubuhnya ( ah..pasti sangat menyiksa). Malam itu mereka habiskan untuk sekedar bercengkrama, baca alma'surat dan memakan bekal yang masih tersisa.
 
 
bermalam di tempat seadanya

kejutan di pagi hari, ternyata samping camp adalah sungai yang indah..berrr

Pagi  menjelang, kamipun bergegas untuk packing dan kembali ke bumi perkemahan untuk kemudian kembali ke kota Bekasi.

Selasa, 10 September 2013

pagi kaki langit....

Pagi, kenapa aku begitu menyukainya ?

pagi di kampung halaman..jogja tercinta..
Pagi adalah ketika aku terbangun dengan segala gairah hidup.
Pagi adalah ketika kaki langit membariskan rona jingga dicakrawala timur.
Pagi adalah ketika sejuknya udara menerobos paru-paru dan memenuhinya dengan kesegaran.
Pagi adalah ketika kokok ayam jantan bertasbih mengangungkan asma-NYa.

Pagi adalah ketika langkah - langkah kecil anak bersekolah menyongsong mimpi.
Pagi adalah ketika langkah - langkah petani bersemangat menjemput rizki.
Pagi adalah....ah...terlalu banyak yang bisa kita perbuat di waktu indah ini...

Lalu bagaimana para salafus shaleh menyambut pagi?  bagi mereka...
1.Waktu Pagi adalah Waktu yang Penuh Berkah
Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Waktu pagi telah dido’akan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahu mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri (yang meriwayatkan hadits ini, pen) adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia menjadi kaya dan banyak harta. Abu Daud mengatakan bahwa dia adalah Shokhr bin Wada’ah. (HR. Abu Daud no. 2606. Hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)

Ibnu Baththol mengatakan, “Hadits ini tidak menunjukkan bahwa selain waktu pagi adalah waktu yang tidak diberkahi. Sesuatu yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (pada waktu tertentu) adalah waktu yang berkah dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik uswah (suri teladan) bagi umatnya. Adapun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan waktu pagi dengan mendo’akan keberkahan pada waktu tersebut daripada waktu-waktu yang lainnya karena pada waktu pagi tersebut adalah waktu yang biasa digunakan manusia untuk memulai amal (aktivitas). Waktu tersebut adalah waktu bersemangat (fit) untuk beraktivitas. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan do’a pada waktu tersebut agar seluruh umatnya mendapatkan berkah di dalamnya.” (Syarhul Bukhari Libni Baththol, 9/163, Maktabah Syamilah)

2. Waktu Pagi adalah Waktu Semangat Untuk Beramal
Dalam Shohih Bukhari terdapat suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari no. 39. Lihat penjelasan hadits ini di Fathul Bari)
Yang dimaksud ‘al ghodwah’ dalam hadits ini adalah perjalanan di awal siang. Al Jauhari mengatakan bahwa yang dimaksud ‘al ghodwah’ adalah waktu antara shalat fajar hingga terbitnya matahari. (Lihat Fathul Bari 1/62, Maktabah Syamilah)
Inilah tiga waktu yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari sebagai waktu semangat (fit) untuk beramal.
Syaikh Abdurrahmanbin bin Nashir As Sa’di mengatakan bahwa inilah tiga waktu utama untuk melakukan safar (perjalanan) yaitu perjalanan fisik baik jauh ataupun dekat. Juga untuk melakukan perjalanan ukhrowi (untuk melakukan amalan akhirat). (Lihat Bahjah Qulubil Abror, hal. 67, Maktbah ‘Abdul Mushowir Muhammad Abdullah)

dan inilah kebiasaaan para orang sholeh tersebut...


[1] Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

An Nawawi dalam Shohih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah shalat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in –Simak bin Harb-. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,
أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”
Jabir menjawab,
نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.

“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670)
An Nawawi mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki udzur (halangan).
Al Qadhi mengatakan bahwa inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit matahari.” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/29, Maktabah Syamilah)


[2] Kebiasaan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

Dari Abu Wa’il, dia berkata, “Pada suatu pagi kami mendatangi Abdullah bin Mas’ud selepas kami melaksanakan shalat shubuh. Kemudian kami mengucapkan salam di depan pintu. Lalu kami diizinkan untuk masuk. Akan tetapi kami berhenti sejenak di depan pintu. Lalu keluarlah budaknya sembari berkata, “Mari silakan masuk.” Kemudian kami masuk sedangkan Ibnu Mas’ud sedang duduk sambil berdzikir.
Ibnu Mas’ud lantas berkata, “Apa yang menghalangi kalian padahal aku telah mengizinkan kalian untuk masuk?”
Lalu kami menjawab, “Tidak, kami mengira bahwa sebagian anggota keluargamu sedang tidur.”
Ibnu Mas’ud lantas bekata, “Apakah kalian mengira bahwa keluargaku telah lalai?”
Kemudian Ibnu Mas’ud kembali berdzikir hingga dia mengira bahwa matahari telah terbit. Lantas beliau memanggil budaknya, “Wahai budakku, lihatlah apakah matahari telah terbit.” Si budak tadi kemudian melihat ke luar. Jika matahari belum terbit, beliau kembali melanjutkan dzikirnya. Hingga beliau mengira lagi bahwa matahari telah terbit, beliau kembali memanggil budaknya sembari berkata, “Lihatlah apakah matahari telah terbit.” Kemudian budak tadi melihat ke luar. Jika matahari telah terbit, beliau mengatakan,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَقَالَنَا يَوْمَنَا هَذَا

“Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami berdzikir pada pagi hari ini.” (HR. Muslim no. 822)


[3] Keadaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di Pagi Hari

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah orang yang gemar beribadah dan bukanlah orang yang kelihatan bengis sebagaimana anggapan sebagian orang. Kita dapat melihat aktivitas beliau di pagi hari sebagaimana dikisahkan oleh muridnya –Ibnu Qayyim Al Jauziyah.-
Ketika menjelaskan faedah dzikir bahwa dzikir dapat menguatkan hati dan ruh, Ibnul Qayim mengatakan, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah suatu saat shalat shubuh. Kemudian (setelah shalat shubuh) beliau duduk sambil berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga pertengahan siang. Kemudian berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.” (Al Wabilush Shoyib min Kalamith Thoyib, hal.63, Maktabah Syamilah)

dulu, sekarang dan kemudian...

Mengapa aku mengambil tagline ini sebagai tagline blog ?

Banyak hal yang sudah terjadi dalam hidup ini sejak aku terlahir hingga hari ini, dan banyak pula hal yang akan aku rencanakan untuk masa depanku dalam kehidupan ini.

Semua terangkai dari jalinan-jalinan peristiwa yang pasti akan menjadi cerita panjang dalam hidupku.

menuju kampung halaman
Kelak, kisah ini, cerita ini, semoga akan berarti bagi anak keturunanku..........


Sekolahku dulu..